Koreksi atau Reversal
Market Review
Dollar ditutup relatif stabil pada sesi perdagangan Kamis, meski sebelumnya sempat menyentuh level-level tertinggi baru, termasuk level tertinngi dalam dua tahun terhadap yen, setelah dirilisnya data yang menunjukkan defisit neraca perdagangan Amerika tidak separah yang diperkirakan sebelumnya.
Pada awal-awal sesi perdagangan Amerika, dollar melonjak menguat menembus level resistance 115.00 terhadap yen untuk pertama kalinya sejak bulan September 2003.
Namun kemudian, penguatan dollar tersebut memicu aksi profit-taking besar-besaran yang berbalik menekan nilai dollar terhadap mata uang utama dunia lainnya. Penyesuaian posisi dan order-order jual dollar menjelang dirilisnya data-data penting perekonomian Amerika nanti malam, menekan kembali dollar ke level pembukaan.
Dollar sempat menguat tajam setelah Departemen Perdagangan Amerika mengumumkan defisit neraca perdagangan Amerika untuk bulan Agustus sebesar 59 milyar dollar.
Angka aktual defisit tersebut tidak sebanyak 59,5 milyar dollar perkiraan para analis sebelumnya, namun merupakan rekor defisit terbesar ketiga dalam sejarah Amerika. Dalam rincian laporan tersebut juga terungkap bahwa nilai impor Amerika naik mencapai rekor tertinggi dalam sejarah, termasuk di antaranya yang terutama adalah naiknya nilai impor minyak.
Tahun lalu, besarnya defisit perdagangan Amerika adalah salah satu faktor utama dibalik melemahnya dollar, karena dikhawatirkan Amerika akan mengalami kesulitan besar dalam menarik cukup dana dari luar untuk menutupnya.
Hingga akhir sesi perdagangan, dollar tercatat di kisaran 114.31 terhadap yen, atau tak jauh beranjak dari level pembukaan sebelumnya, meskipun sempat menyentuh level tertinggi di kisaran 115.07 terhadap yen.
Yen sebelumnya melemah terhadap dollar setelah data yang dirilis pemerintah Jepang kemarin menunjukkan menyusutnya Current Account (Neraca Berjalan) Jepang untuk bulan Agustus. Surplus tersebut, yang di dalamnya mencakup sektor jasa dan arus investasi, menyusut untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir terutama akibat meningkatnya nilai impor minyak.
Jepang merupakan negara yang harus mengimpor sekitar 99 persen dari seluruh kebutuhannya akan minyak.
Sementara setelah sebelumnya sempat jatuh ke level terendah 1.1912 terhadap dollar, euro bangkit kembali menjelang akhir sesi perdagangan dan ditutup di kisaran 1.2029 terhadap dollar.
Market Focus
Malam ini merupakan malam yang sibuk bagi para pelaku pasar dan investor karena banyaknya data penting yang akan dirilis. Serangkaian data tersebut termasuk di antaranya adalah laporan terakhir mengenai tingkat inflasi dari sisi konsumen atau biasa disebut dengan CPI (19:30 WIB), data penjualan sektor ritel (Retail Sales, 19:30 WIB), Industrial Production (20:15 WIB), serta hasil survai tingkat kepercayaan konsumen dari Universitas Michigan (20:45 WIB).
Harga-harga konsumen pada bulan September diperkirakan naik 0,9 persen dari bulan Agustus, yang akan menjadi peningkatan terbesar dalam 15 tahun terakhir, akibat melonjaknya biaya-biaya sektor energi pasca badai-badai yang menghantam Amerika. Tanpa menghitung komponen energi dan makanan (Core CPI), indeks diperkirakan naik 0,2 persen.
Kenaikan angka indeks CPI akan memberikan tambahan alasan bagi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunganya agar tingginya tingkat inflasi tidak sampai merusak perekonomian Amerika.
Sementara Industrial Production diperkirakan turun 0,4 persen untuk bulan September. Angka tersebut dinilai mencerminkan dampak dari Katrina dan Rita. Badai-badai tersebut, terutama Katrina sempat membuat terhentinya aktivitas produksi minyak di kawasan Gulf Coast selama beberapa hari. Secara keseluruhan, melambatnya aktivitas produksi juga disebabkan oleh turunnya tingkat permintaan (demand) konsumen yang terbebani menanjaknya harga minyak.
Data-data negatif atau dirilis lebih rendah dari perkiraan, dikhawatirkan akan menekan dollar. Kekhawatiran ini pulalah yang menjadi penyebab utama melemahnya dollar pada akhir sesi perdagangan Kamis.
Meski demikian, dollar mungkin masih akan sedikit mendapat dukungan atau diprediksikan tidak akan terlalu melemah setelah kemarin diberitakan perusahaan multinasional DuPont berencana merepatriasi dana yang ditaksir senilai 9,4 milyar dollar dari total pendapatan luar negeri yang didapatnya pada akhir tahun nanti.
Technical Comment
GBP akhirnya berhasil rebound hingga ke level 1.7570-an sejak terjerembab ke bawah level 1.7400. Trend sampai sejauh ini masih bearish dan kemungkinan GBP kembali mencoba level-level low-nya masih sangat besar. Untuk terus bergerak naik diperlukan untuk menerobos resistance level di 1.7600/50, sementara bila berhasil menembus 1.7500 akan membuka peluang kembali ke 1.7300.
Banyak sekali data penting US malam ini, yang kemungkinan akan menghasilkan kondisi mixed data sehingga kecenderungan malam ini akan terjadi pergerakan dengan tingkat volatilitas yang cukup tinggi..so be carefull out there..