Market Review
Dollar menguat pada sesi perdagangan Selasa, menambah gain yang dikumpulkan sebelumnya setelah minutes atau catatan rapat dari pertemuan terakhir Federal Reserve mengindikasikan bahwa bank sentral Amerika tidak akan berhenti menaikkan suku bunganya dalam jangka waktu dekat demi mengatasi inflasi.
Penguatan dollar tersebut mengangkat nilai dollar ke level tertinggi dalam dua setengah bulan terhadap poundsterling dan tertinggi dalam kurang lebih 17 bulan terhadap yen.
Minutes dari pertemuan FOMC tanggal 20 September lalu yang dirilis Rabu dini hari tadi, memberikan indikasi keprihatinan Federal Reserve terhadap naiknya tekanan inflasi dan komitmen bank sentral Amerika tersebut untuk terus menaikkan suku bunganya.
Semakin tinggi tingkat suku bunga, cenderung positif bagi dollar.
Terakhir, FOMC (Federal Open Market Committee, komisi di bawah Federal Reserve yang berwenang menetapkan kebijakan bank sentral), pada tanggal 20 September yang lalu, menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin atau seperempat persen menjadi 3,75 persen. Kenaikan suku bunga tersebut merupakan kali ke sebelas berturut-turut sejak dijalankannya program pengetatan moneter bulan Juni tahun lalu.
Dari minutes FOMC tersebut juga terungkap bahwa salah satu Dewan Gubernur Federal Reserve, Mark Olson menjadi satu-satunya anggota komisi kebijakan yang berpendapat lain mengenai kenaikan suku bunga. Dalam pertemuan terakhir, Olson memberikan suaranya untuk mempertahankan level suku bunga dengan alasan menunggu data lebih lengkap mengenai dampak Badai Katrina terhadap perekonomian Amerika.
Hingga akhir sesi perdagangan New York, euro turun sekitar 0,7 persen dan diperdagangkan di kisaran 1.1993 terhadap dollar. Sementara terhadap yen, dollar menguat sekitar 0,4 persen di 114.45. Sebelumnya, dollar sempat diperdagangkan menguat hingga 114.65 yang merupakan level tertinggi dalam 17 bulan dollar terhadap yen.
Poundsterling sementara itu melemah 0,6 persen sepanjang sesi perdagangan kemarin dan ditutup di kisaran 1.7462 terhadap dollar. Pelemahan tersebut terutama dipicu oleh data trade balance yang memecahkan rekor di GBP -5.6B, walau menurut beberapa analis data tersebut tidak-lah terlalu buruk mengingat melonjaknya harga minyak dunia. Sementara itu Mervin King memberikan komentar bahwa inflasi di UK akan diatas target bila kebijakan ekonomi tidak di tetapkan untuk memicu pergerakan ekonomi dalam waktu singkat. Dia juga mengingatkan bahwa kenaikan gaji untuk mengantisipasi turunnya angka pembelanjaan hanya akan menambah tingkat pengangguran.
Meski minutes tersebut semakin menambah sentimen positif bagi dollar, sebagian analis berpendapat tren penguatan dollar akan terbatas. Mereka menilai, market masih membutuhkan bukti lebih lanjut bahwa tingkat inflasi memang melebihi estimasi sementara ini atau bahwa Federal Reserve berniat mempercepat laju pengetatan moneternya.
Dan bukti lebih lanjut tersebut mungkin akan datang pada hari terakhir perdagangan pekan ini saat dirilisnya data indeks harga-harga konsumen atau CPI Amerika untuk bulan September. Dari jajak pendapat Reuters terhadap para pakar ekonomi menunjukkan angka konsensus perkiraan peningkatan CPI sebesar 0,9 persen dari bulan sebelumnya.
Sebelum dirilisnya minutes FOMC tersebut, dollar telah mendapatkan cukup sentimen positif dari melemahnya euro yang tertekan oleh pesimisme market terhadap perkembangan politik di Jerman.
Rencana koalisi partai-partai utama Jerman dinilai negatif bagi euro sebab dikhawatirkan dapat menghambat reformasi di negara yang perekonomiannya terkuat di antara negara-negara anggota euro tersebut.
Walaupun Angela Merkel dipastikan akan menjadi kanselir wanita pertama dalam sejarah Jerman nantinya, Merkel dan partainya mesti mengorbankan beberapa posisi dalam pemerintahan sebagai syarat koalisi. Termasuk di antara posisi-posisi yang akan diberikan pada partai Sosial Demokrat Gerhard Schroeder adalah posisi menteri keuangan, tenaga kerja dan kesehatan. Padahal posisi-posisi tersebut sangat vital bagi program-program reformasi Merkel, sehingga tak ayal lagi kesepakatan tersebut memicu melemahnya euro.
Market Focus
Hari ini, serangkaian pidato dari para pejabat Federal Reserve, termasuk di antaranya pidato Federal Reserve Chairman Alan Greenspan mengenai fleksibilitas perekonomian pada pukul 19:30 WIB nanti malam diperkirakan menjadi kunci perdagangan hari ini. Pidato Greenspan kemudian diikuti pidato anggota Dewan Gubernur Fed Susan Schmidt Bies pada pukul 22:00 WIB.
Berikutnya, sebagai satu-satunya "suara lain" dalam keputusan kenaikan suku bunga bulan lalu, pidato anggota Dewan Gubernur Fed Mark W. Olson nampaknya akan mendapat perhatian lebih dari para pelaku pasar. Dalam minutes FOMC terungkap, Olson memilih menunda kenaikan suku bunga untuk melihat seberapa besar dampak Badai Katrina terhadap perekonomian. Jadi, penting untuk dilihat tentang seberapa kuat Olson memegang keputusannya tersebut.
Pidato Mark W. Olson mengenai perekonomian dijadwalkan pada pukul 02:45 WIB.
Technical Comment
GBP kembali membuat low baru di kisaran 1.7422 pagi ini dan seperti-nya masih akan terus bergerak menuju low tahun ini di kisaran 1.7275. Untuk dapat rebound dibutuhkan kemampuan menembus resistance level di 1.7500, sementara bila menembus 1.7400 maka kemungkinan akan menuju 1.7300 dan low tahun ini di 1.7275.
12 October 2005
Lower Sterling ...Greenspan on schedule..
Posted by Nitra at 10:19