Trichet vs ECB's Hike Rate
Padahal baru hari Jumat lalu, Trichet memberikan indikasi jelas bahwa ECB siap untuk menaikkan suku bunganya, yang kemudian diartikan market sebagai rencana bank sentral Eropa tersebut memulai program menaikkan suku bunga yang diperkirakan akan sangat positif bagi euro.
Euro jatuh lebih dari satu sen ke kisaran terendah 1.1715 terhadap dollar dari sekitar 1.1830 sesaat sebelum testimoni Trichet. Hingga akhir sesi perdagangan New York, euro akhirnya ditutup melemah sekitar 0,3 persen dari level penutupan Jumat, di kisaran 1.1724 terhadap dollar.
Suku bunga yang rendah menjadikan lebih murah atau menguntungkan untuk melepas atau menjual mata uang negara yang bersangkutan, sementara sebaliknya suku bunga tinggi merupakan daya tarik bagi para pemodal yang mengincar selisih yield (imbal hasil) terutama dari deposito-deposito jangka pendek.
Dengan tingkat suku bunga zona euro saat ini masih bertahan pada level 2 persen sejak Juni 2003 dan Federal Reserve telah 12 kali menaikkan suku bunganya sejak Juni tahun lalu hingga kini berada pada level 4 persen, euro menjadi mata uang yang paling banyak dilepas para pelaku pasar untuk membeli dollar.
Sebagaimana yang telah kerapkali diulas sebelumnya, tren penguatan dollar sepanjang 2005 ini disebabkan terutama oleh selisih tingkat suku bunga antar negara yang lebih menguntungkan bagi Amerika dan dollarnya. Sepanjang tahun ini, euro terhitung telah melemah sekitar lebih dari 13 persen terhadap dollar. demikian pula yen, yang tingkat suku bunga bank sentralnya masih bertahan di level mendelati nol persen, terhitung melemah sekitar lebih dari 16 persen versus dollar.
Poundsterling masih mampu bertahan dan ditutup di kisaran 1.7171 terhadap dollar.
Sementara itu, market nampak tidak terlalu merespon komentar Presiden Chicago Fed Michael Moskow. Dalam pernyataannya kemarin, Moskow mengatakan bahwa tingkat inflasi Amerika berada di batas atas toleransi bank sentral. Moskow menambahkan bahwa jika tekanan inflasi masih meningkat, jelas pengetatan kredit lebih lanjut akan kembali dibutuhkan.
Sedangkan satu-satunya data penting perekonomian yang dirilis Amerika kemarin, menunjukkan indeks Leading Indicators dari Conference Board naik 0,9 persen pada bulan lalu setelah mengalami penurunan sebesar 0,8 persen (revisi) pada bulan sebelumnya.
Para analis mengharapkan Fed akan mengubah 'bahasa' yang digunakan dalam menjelaskan kebijakannya. Terutama menghilangkan kata 'measured' (terukur) dan 'accommodative' (layak, sesuai), untuk mengindikasikan bahwa kebijakan-kebijakan Fed berikutnya akan semakin tergantung pada data dan tidak lagi otomatis seperti dalam 12 kali pertemuan terakhir mereka.
Dari kawasan Eropa, dengan minimnya data dan even penting hari ini, data Trade Balance Swiss pukul 14:15 WIB juga layak untuk diwaspadai. Data untuk bulan Oktober ini berpotensi positif bagi franc Swiss dengan pertimbangan Neraca Perdagangan Swiss diperkirakan masih akan berlanjut mencatatkan surplus, diuntungkan dari relatif rendahnya nilai tukar franc Swiss saat ini.
Sementara JPY masih berkonsolidasi di antara level 119.50 sampai 118.50. Untuk kembali melemah hingga ke target 120.00 diperlukan untuk menembus 119.50 , namun bila 118.50 yang tertembus, pergerakan harga cenderung berbalik menuju ke 116.00.