FOMC Minutes Mencemaskan Dampak Negatif Hike Rate
Namun, menjelang akhir sesi, dollar akhirnya melemah oleh dipublikasikannya minutes atau catatan rapat dari pertemuan FOMC Federal Reserve pada tanggal 1 November yang lalu.
Dari minutes tersebut terungkap bahwa para pembuat kebijakan di Federal Reserve sepakat bahwa perekonomian Amerika berhasil pulih dari dampak badai-badai, namun menghadapi resiko meningkatnya inflasi sebagai problem utama bagi perekonomian Amerika saat ini.
Dalam pertemuan awal November lalu tersebut, para anggota FOMC dengan suara bulat memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga bank sentral sebesar 25 basis poin atau seperempat poin persentase menjadi 4 persen. Keputusan tersebut menandai kali keduabelas berturut-turut kenaikan suku bunga Fed sejak dimulainya program pengetatan kredit ini pada bulan Juni tahun lalu.
Meski demikian, sebagian pejabat Fed nampaknya mulai melepas komitmen tegas mereka mengenai pengetatan, dan untuk pertama kalinya mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai dampak negatif kenaikan suku bunga yang berlebihan bagi perekonomian.
Dari minutes November tersebut, para analis dan pelaku pasar mengambil kesimpulan bahwa program kenaikan suku bunga Fed mungkin akan segera diakhiri pada awal-awal tahun depan. Inilah yang kemudian menjadi penyebab berbalik melemah tajamnya dollar menjelang akhir sesi.
Hingga akhir sesi perdagangan New York, euro tercatat di kisaran 1.1814 atau menguat sekitar 0,7 persen terhadap dollar. Padahal beberapa jam sebelum dirilisnya minutes Fed, euro sempat terpuruk hingga level terendah 1.1683 terhadap dollar.
Pada awal-awal sesi perdagangan New York, euro sempat berlanjut melemah menyusul komentar Trichet yang memudarkan ekspektasi market bahwa ECB akan segera memulai episode kenaikan suku bunganya.
Namun support kuat di kisaran 1.1680, memaksa market meng-cover posisi jual euro dan memicu mentalnya euro kembali ke kisaran level 1.1750 dan kemudian menembus level 1.1800 pasca minutes FOMC.
Demikian pula poundsterling, berbalik arah dan diperdagangkan menguat sekitar 0,2 persen terhadap dollar di 1.7218, setelah sebelumnya sempat tertekan oleh data hasil survai The Confederation of British Industry yang kemarin menunjukkan masih lesunya sektor manufaktur Inggris.
Meski demikian, sebagian analis masih meragukan minutes FOMC tersebut merupakan awal dari diakhirinya program pengetatan moneter Federal Reserve yang merupakan faktor utama dibalik tren penguatan dollar sepanjang tahun ini.
Beberapa analis memperkirakan Fed masih akan menaikkan suku bunganya menjadi 5 persen hingga pertengahan tahun depan, sementara baik bank sentral Eropa maupun Jepang diperkirakan masih butuh waktu lebih untuk mulai menaikkan suku bunganya. Dengan demikian, untuk sementara waktu, sentimen positif market masih akan tertuju pada dollar.
Untuk hari ini, kemungkinan data Consumer Sentiment Amerika dari hasil survai Universitas Michigan yang menjadi perhatian market. Data yang akan dirilis pada pukul 21:45 WIB nanti malam ini diharapkan menujukkan sedikit peningkatan pada bulan November menjadi sekitar 80,5 dari 74,2 pada bulan Oktober. Pada estimasi awal (preliminary), indeks Consumer Sentiment berada pada level 79,9 untuk November.
Sebelumnya, minutes dari MPC (Monetary Policy Committee) bank sentral Inggris dijadwalkan rilis pukul 16:30 WIB. Dengan pertimbangan beberapa perkembangan terakhir mengenai perekonomian Inggris, para analis umumnya memperkirakan minutes November mungkin akan semakin menambah sentimen negatif, dan bahkan mungkin akan menunjukkan adanya perbedaan suara dalam pertemuan yang berbuah keputusan mempertahankan suku bunga pada level 4,5 persen tersebut.