18 November 2005

Dollar Terkoreksi

Philadelphia Fed Drop



  • Market Review
  • Dollar melemah terhadap mata uang utama dunia lainnya pada sesi perdagangan Kamis setelah dirilisnya data Amerika yang menunjukkan lemahnya pertumbuhan sektor manufaktur di kawasan Philadelphia dan sekitarnya.

    Angka indeks aktivitas dunia usaha dari hasil survai Philadelphia Federal Reserve turun menjadi 11,5 pada bulan November dari 17,3 pada bulan sebelumnya, jauh lebih rendah dari median estimasi para ekonom Wall Street yang sebelumnya memperkirakan angka indeks hanya akan turun menjadi sekitar 15,3.

    Rendahnya angka indeks tersebut menimbulkan kekhawatiran di antara para pelaku pasar bahwa perekonomian Amerika tidak sekedar mengalami pelambatan, tapi mungkin malah resesi.

    Turut menekan dollar sebelum dirilisnya data Philadelphia Fed adalah anggapan bahwa penguatan dollar yang mendapat support dari prospek akan terus dinaikkannya suku bunga Amerika, akhir-akhir ini telah terlalu jauh dan berlebihan, sehingga memicu sedikit aksi profit-taking. Sebagaimana diketahui, penguatan dollar tersebut telah membawa dollar ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun terhadap mata uang utama dunia lainnya.

    Sementara dari segi tekhnikal, gagal ditembusnya level support di kisaran 1.1640 juga menjadi faktor yang memicu rebound euro terhadap dollar.

    Hingga akhir sesi New York, euro menguat sekitar 0,7 persen terhadap dollar di 1.1756. Sebelum dirilisnya laporan Philadelphia Fed, euro terpantau di kisaran 1.1705.

    Terhadap yen, dollar melemah 0,3 persen di 118.68, atau melemah hampir satu yen dari level tertinggi dalam 27 bulan yang dicapai dollar pada sesi sebelumnya.

    Yen sebelumnya juga mendapat sentimen positif dari spekulasi yang menyebutkan bahwa akan diadakannya pertemuan darurat para pejabat pemerintah China mengenai yuan menjelang kunjungan Presiden Amerika George W. Bush hari ini.

    Juli lalu, China merevaluasi nilai tukar mata uangnya dan mengijinkannya menguat sekitar 2,1 persen terhadap dollar. Menguatnya yuan terhadap dollar diyakini akan meningkatkan daya beli konsumen China terhadap impor dari negara-negara Asia lainnya serta mengurangi daya saing ekspor China. Sehingga dengan demikian akan terjadi efek domino, turut menguatnya pula mata uang negara-negara di kawasan Asia lainnya, terutama yen Jepang.

    Sedangkan poundsterling menguat tipis 0,2 persen dan ditutup di kisaran 1.7196 terhadap dollar.

  • Fokus Market
  • Data PPI Jerman pada pukul 14:00 WIB siang nanti mungkin akan menjadi perhatian , tercatat tidak ada data fundamental perekonomian lain yang cukup penting untuk menjadi penggerak market. Sehingga para pelaku pasar kemungkinan besar akan lebih tergantung pada faktor tekhnikal dan profit-taking menjelang akhir pekan.

    Laju inflasi harga-harga produsen di Jerman untuk bulan Oktober diharapkan mengalami sedikit penurunan sebesar 0.1 persen menyusul turunnya harga minyak dunia

  • Komentar Teknikal
  • GBP melanjutkan “sideway consolidation” dari 1.7136. Pada kondisi ini, sepanjang minor resistance 1.7240 bertahan, potensi turun ke 1.7100 atau bahkan mengikuti target fibonacci di 1.6612 tetap besar.

    Sementara pada JPY, potensi untuk kembali melanjutkan pergerakan ke 120.00 masih tetap terjaga sepanjang support 118.00 masih tetap bertahan.