GBP New 2005 Low
Demikian pula terhadap yen, dollar berlanjut menguat ke level tertinggi baru dalam 27 bulan.
Total bersih arus modal yang masuk ke Amerika pada bulan September mencapai 101,9 milyar dollar, sehingga jauh lebih dari cukup untuk menutup defisit perdagangan senilai 66,1 milyar dollar pada bulan yang sama, sekaligus merupakan rekor terbesar arus modal masuk dalam sejarah Amerika.
Untuk menutup defisit perdagangan yang sedemikian besar, Amerika membutuhkan investasi dari luar negeri dalam bentuk portofolio. Sehingga jika arus modal masuk tersebut lebih sedikit dari dollar yang keluar untuk membeli produk-produk asing, nilai dollar pun akan tertekan.
Amerika saat ini memiliki semua faktor yang dibutuhkan untuk menguatnya dollar. Kuatnya tingkat pertumbuhan, kebijakan pengetatan kredit, serta longgarnya kebijakan fiskal merupakan syarat yang membuat para investor asing merasa aman menanamkan modalnya di Amerika.
Poundsterling sementara itu, terpuruk di level terendah dalam dua tahun di 1.7136 terhadap dollar menyusul negatifnya laporan inflasi yang dipublikasikan bank sentral Inggris kemarin. Poundsterling akhirnya ditutup di kisaran 1.7166, atau melemah lebih dari satu persen dari level penutupan sebelumnya.
Dalam laporannya kemarin, Bank of England memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Revisi-revisi tersebut memicu spekulasi di kalangan pelaku pasar bahwa bank sentral Inggris tersebut mungkin akan kembali memangkas suku bunganya menyusul pemangkasan pada bulan Agustus yang lalu.
Terhadap yen, dollar mencatatkan gain 0,2 persen dan ditutup di kisaran 119.09, setelah pada sesi sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2003 di kisaran 119.54.
Sedangkan euro turun 0,4 persen di 1.1672 terhadap dollar. Para analis berpendapat level support penting berikutnya bagi euro terletak di kisaran 1.1590 terhadap dollar.
Walaupun sentimen bagi dollar masih sangat positif, para analis memperkirakan dollar berpeluang terkoreksi hari ini. Meski demikian, ditambahkan pula bahwa dollar tinggal menunggu katalis berikutnya untuk kembali menguat.
Data CPI untuk bulan Oktober naik 0,2 persen atau lebih tinggi dari perkiraan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh melonjaknya harga-harga di sektor properti yang mengalahkan turunnya harga-harga di sektor energi.
Sementara tanpa menghitung komponen makanan dan energi, inflasi juga naik 0,2 persen.
Data tersebut, membuktikan pandangan sebelumnya mengenai diestafetkannya inflasi di sektor energi pada sektor-sektor lainnya. Sehingga dengan demikian, masih besar kemungkinan bank sentral Amerika, Federal Reserve kembali menaikkan suku bunganya dalam kesempatan-kesempatan mendatang.
Para analis memperkirakan produksi mengalami rebound sekitar 1,0 persen pada bulan Oktober, yang jika benar terjadi akan merupakan peningkatan output terbesar sejak November 1999. Kontributor terbesar peningkatan tersebut nampaknya adalah kembali aktifnya produksi minyak di kawasan Teluk Meksiko yang sempat lumpuh terkena dampak badai-badai yang lalu.
Di lain pihak, para analis meragukan pulihnya sektor industri di kawasan Philadelphia jika indeks Philly Fed sesuai perkiraan menunjukkan angka aktual 16,0 dari 17,3 pada bulan sebelumnya.
Dari Inggris, data Retail Sales pukul 16:30 WIB diperkirakan juga akan cukup berpengaruh bagi pergerakan harga hari ini.
Oktober diperkirakan menjadi bulan ketiga berturut-turut Inggris mencatatkan peningkatan dalam penjualan sektor ritel. Ini merupakan catatan terbaik bagi sektor ritel sejak lesunya sektor tersebut bulan Juni tahun lalu. Sementara total penjualan diperkirakan meningkat 0,2 persen dari bulan sebelumnya, total penjualan per tahunnya diperkirakan naik 1,5 persen.
Meski tiga kali peningkatan dalam tiga bulan tersebut berpeluang menjadi titik balik, hasil-hasil survai terakhir dari kelompok-kelompok industri seperti CBI dan BRC masih memberikan gambaran-gambaran yang suram dalam hal penjualan. Hal ini sebagian disebabkan oleh memburuknya sektor ketenagakerjaan Inggris serta ditambah lagi dengan relatif hangatnya cuaca musim dingin tahun ini.
Dalam kondisi demikian, Inggris terancam kembali terbelit dalam siklus pertumbuhan negatif yang dapat memaksa BoE kembali memangkas suku bunganya.
Dengan metode yang sama untuk JPY bila kita tarik fibonacci dari top tahun 2002 di 135.19 dan low tahun 2005 di 101.65 , kita peroleh 50% retracement di 118.39 dan 61.8% di 122.34. Bila harga masih terus berada di atas level 50% retracement , maka peluang pergerakan selanjutnya adalah ke level 61.8%. Bearish JPY baru muncul bila harga bisa kembali bergerak di bawah 118.39.