02 November 2005

Fed Hike Rate

Dollar Not Surprised By Another Rate Hike



  • Market Review
  • Sesuai dugaan, Federal Reserve untuk ke 12 kalinya kembali menaikkan tingkat suku bunganya dengan 25 bps menjadi 4%. Mengesampingkan komentar terhadap Katrina, FOMC masih menggunakan kata "accomodative","measured" dan "yield". Sebelumnya ISM manufacturing dilaporkan di 59.1 yang mana lebih tingggi dari asumsi pasar walaupun lebih lemah dari bulan sebelumnya, sedangkan Construction spending berada pada rekor tertinggi untuk bulan September . Secara garis besar, data tersebut menambah deretan bukti tentang masih kuatnya perekonomian Amerika.

    Dollar sepanjang tahun ini banyak diuntungkan oleh relatif lebih tingginya tingkat suku bunga Amerika jika dibandingkan dengan kawasan lainnya terutama zona Euro dan Jepang. Euro sejauh ini terhitung melemah hampir 11,5 persen dari level awal tahun, sedangkan yen melemah sekitar hampir 14 persen versus dollar.

    Prospek masih akan dinaikkannya kembali suku bunga dalam pertemuan-pertemuan Federal Reserve berikutnya ditambah dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat, dinilai para analis pada umumnya, sebagai alasan yang bagus untuk membeli dollar.

    Melemahnya yen telah dimulai pada sesi sebelumnya setelah Menteri Keuangan Jepang Sadakazu Tanigaki mengatakan bahwa deflasi masih belum teratasi. Berikutnya, Sekretaris Kabinet Shinzo Abe menambahkan dengan pernyataan bahwa BoJ (Bank of Japan, bank sentral Jepang) mesti mempertahankan kebijakan moneternya yang longgar saat ini. Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai desakan agar BoJ tetap mengucurkan dana bagi sistem perbankan Jepang.

    Padahal hanya selang sehari sebelumnya, Gubernur bank sentral Jepang Toshihiko Fukui dan para pejabat-pejabat bank sentral Jepang lainnya menyampaikan estimasinya bahwa deflasi yang telah selama tujuh tahun terakhir membelit perekonomian Jepang akan segera berakhir, dan memperkirakan mulai April tahun depan BoJ akan mulai menaikkan suku bunganya kembali.

    Silang pendapat antara pejabat bank sentral dan anggota kabinet di pemerintahan Jepang inilah yang kemarin turut menekan yen.

  • Fokus Market
  • Tidak banyak data dan even penting perekonomian yang dijadwalkan rilis untuk hari ini. Para pelaku pasar diperkirakan dalam sikap wait-and-see market pasca pengumuman suku bunga Fed dan menjelang data Nonfarm Payrolls Amerika yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang. Meski demikian, penggerak market hari ini masih mungkin datang dari data ketenagakerjaan Jerman, pukul 15:55 WIB.

    Para analis memperkirakan jumlah pengangguran di Jerman turun sekitar 18K untuk bulan ini, setelah mengalami peningkatan sebesar 39K pada bulan September sebelumnya. Walaupun diperkirakan mengalami perbaikan, tingkat pengangguran Jerman masih berada tak jauh dari level tertingginya pasca Perang Dunia II.

    Sayangnya data ini kerapkali bocor sebelum waktu rilis resmi pemerintah. Dan sebagaimana biasanya, sumber yang “akrab” dengan data tingkat pengangguran Jerman, kali ini pun memberikan bocoran dengan memberikan indikasi angka penurunan jumlah pengangguran pada bulan Oktober bisa mencapai sekitar 36K. Namun, besarnya angka penurunan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh penyesuaian-penyesuaian statistik pemerintah Jerman.

    Sekedar tambahan, data ketenagakerjaan Jerman biasanya tidak berdampak signifikan bagi market. Akan tetapi, dalam kondisi minimnya data dan even sebagaimana hari ini, data-data “kelas dua” pun bisa jadi alasan yang bagus untuk sekedar melikuidasi posisi misalnya.

  • Komentar Teknikal
  • Dari chart daily, GBP bila kita lihat pergerakan kecil dari tanggal 12 Oktober di low 1.7390 ke tanggal 27 Oktober di high 1.7903, kemudian kita hitung fibonacci levelnya, maka akan kita peroleh pergerakan terakhir berada di areal 50%(1.7646) dan areal 61.8% ada di 1.7587. Kedua level ini harus bisa ditembus oleh GBP bila akan melanjutkan trend bearishnya. Sebaliknya bila gagal ditembus - terutama areal 61.8% - maka kemungkinan GBP untuk kembali ke 1.7900 kembali terbuka.