15 November 2005

Strong USD vs Upcoming Soft US Data

GBP Menuju Level Low



  • Market Review
  • Dollar kembali melanjutkan penguatannya terhadap mata uang utama dunia kemarin, dan bahkan membuat nilai penguatan tertinggi untuk 2 tahun terakhir terhadap Euro dan Yen. Dengan tanpa data ekonomi dari Amerika,penguatan dollar disebabkan oleh berlanjutnya bearish sentiment dari Eurozone dan juga komentar dari PM Koizumi mengenai spekulasi berakhirnya BOJ's ultra-easy monetary policy.

    Buruknya data defisit perdagangan Amerika hari Jum'at kemarin ternyata memberikan 2 pesan penting ke pasar mata uang. Pertama adalah penguatan dollar saat ini begitu mendominasi sehingga dapat mengantarkan dollar membuat rekor tertinggi baru untuk dua tahun terakhir dengan data defisit perdagangan yang sangat buruk. Pesan kedua ialah bahwa data defisit perdagangan sudah tidak dianggap sebagai indikator penting penentu pergerakan harga. Pergeseran trend ini sebagian merupakan hasil dari pertumbuhan daya tarik dollar dikarenakan "capital appreciation and yield"

    Penguatan dollar bahkan tidak terganggu oleh pidato gubernur bank sentral Amerika, Alan Greenspan, yang kemarin menyebutkan bahwa perekonomian Amerika menghadapi sedikit masalah dalam menutup defisit Current Account-nya. Greenspan juga mengulang pernyataannya bahwa penguatan dollar tidak akan berubah dalam waktu dekat.

    Dollar pertama kali menembus level resistance tekhnikal penting setelah Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi kemarin mengatakan bahwa masih terlalu dini bagi Jepang mengakhiri kebijakan moneter ekstra longgarnya. Sementara tingginya tingkat permintaan para investor Jepang akan obligasi asing turut menjadi faktor penekan yen.

    Komentar Koizumi tersebut datang setelah dalam beberapa minggu terakhir berkembang spekulasi bahwa bank sentral Jepang, BoJ, akan mengakhiri kebijakan moneter ekstra longgarnya yang membanjiri sistem perbankan Jepang dengan dana berlimpah. Para analis memperkirakan langkah tersebut akan dilaksanakan paling cepat pada semester pertama tahun depan.

    Gubernur bank sentral Jepang sendiri, Toshihiko Fukui, setelah pertemuan dengan Koizumi, mengatakan bahwa Koizumi tidak berkomentar apapun padanya mengenai terlalu dini untuk mengubah kebijakan.

    Fukui menambahkan bahwa baik pemerintah maupun bank sentral sepakat bahwa mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan adalah lebih penting. Tidak ada gap antara pemerintah dengan BoJ, lanjutnya.

    Namun saling-silangnya komentar yang dilontarkan para pejabat Jepang tersebut tak urung menimbulkan keraguan di kalangan para pelaku pasar mengenai kapan tepatnya dilaksanakannya langkah menaikkan suku bunga tersebut.

    Meski sempat mendapat support dari para pejabat bank sentral Eropa, para pelaku pasar kemudian lebih fokus pada pernyataan-pernyataan kaum politikus Eropa yang nampaknya kurang pro dengan kenaikan suku bunga karena menilai langkah tersebut hanya akan menghambat proses pemulihan ekonomi kawasan Eropa.

  • Fokus Market
  • Perhatian market kini beralih pada jadwal dengar pendapat Senat Amerika mengenai penunjukkan Ben Bernanke sebagai gubernur bank sentral Amerika menggantikan Alan Greenspan. Dalam dengar pendapat tersebut para pelaku pasar berharap mendapat petunjuk mengenai kebijakan-kebijakan moneter yang akan Bernanke terapkan nantinya.

    Dengar pendapat ini dijadwalkan mulai pukul 22:00 WIB nanti malam.

    Dari sektor data, akan diawali dengan data inflasi Inggris yang untuk bulan Oktober lalu diharapkan meningkat dengan laju yang sama dengan bulan sebelumnya, sebesar 0,2 persen (M/M, month-over-month). Dengan berangsur-angsur turunnya harga minyak, harga-harga dari sisi konsumen diperkirakan akan mengalami penurunan pula – berpotensi memberikan ruang bagi bank sentral Inggris memangkas suku bunganya untuk memulihkan perekonomian Inggris yang sedang lesu.

    Sementara, setelah menunjukkan angka positif data untuk bulan September sebelumnya, Retail Sales Amerika untuk bulan lalu diperkirakan mengalami penurunan sebesar 0,7 persen, disebabkan terutama oleh turunnya harga minyak dan rendahnya angka penjualan sektor otomotif. Meski demikian, penurunan tersebut diperkirakan hanya akan bersifat sementara seiring dengan semakin dekatnya musim belanja menjelang Natal dan Tahun Baru.

    Dirilis pada waktu yang bersamaan dengan data Retail Sales, data PPI Amerika untuk bulan Oktober juga diperkirakan terpengaruh oleh turunnya harga minyak.

    Berikutnya, data penting indeks sektor manufaktur di kawasan New York diperkirakan naik menjadi 15,5 bulan ini, yang akan berarti berakhirnya hat-trick melemahnya pertumbuhan dalam tiga bulan terakhir.

    Secara keseluruhan, ditinjau dari angka-angka konsensus tersebut, data-data Amerika yang dijadwalkan rilis hari ini nampaknya akan menunjukkan melemahnya pertumbuhan dan kemungkinan akan mengganjal penguatan dollar selanjutnya.

  • Komentar Teknikal
  • GBP dari chart daily terlihat semakin mendekati low tahun ini di 1.7270-an. Level 1.7300 menjadi support penting yang harus di tembus bila bearish GBP ingin melanjutkan penurunannya hingga ke level 1.6800. Sementara level 1.7450 menjadi resistance level.

    Sementara JPY semakin memantapkan pergerakan menuju level 119.00 atau bahkan ke 120.00. Level 118.00 menjadi support level .