Rekor Trade Deficit Tidak Berpengaruh
Data tersebut dinilai mendukung prospek terus dinaikkannya suku bunga Amerika yang selama ini menjadi faktor utama dibalik tren penguatan dollar.
Bagusnya data kepercayaan konsumen tersebut bahkan mampu mengalihkan perhatian market dari membengkaknya defisit perdagangan Amerika. Data yang dirilis Departemen Perdagangan Amerika pada awal sesi New York menunjukkan angka defisit perdagangan membengkak menjadi 66,1 milyar dollar untuk bulan September dari 59,3 milyar dollar pada bulan sebelumnya. Angka defisit tersebut merupakan rekor terbesar dalam sejarah Amerika. Penyebab membengkaknya defisit ini menurut analis kemungkinan dikarenakan tingginya harga minyak dunia,badai dan pemogokan di Boeing.
Dalam kondisi normal, defisit sebesar itu akan berdampak pada melemahnya dollar, sebagaimana yang sering terjadi dalam kurun waktu 2002 hingga akhir 2004 lalu. Namun, tingginya minat para pelaku pasar untuk membeli dollar dengan pertimbangan selisih tingkat suku bunga antar negara yang lebih berpihak pada dollar membuat para pelaku pasar lebih fokus pada data-data yang mendukung kemungkinan terus dinaikkannya suku bunga Amerika, seperti data Kepercayaan Konsumen yang dirilis setelah laporan Neraca Perdagangan Amerika kemarin.
Sentimen positif bagi dollar juga muncul dari arus repatriasi dana masuk ke Amerika yang diperkirakan akan semakin meningkat pada pekan depan.
Poundsterling relatif lebih stabil dibandingkan mata uang lainnya setelah bank sentral Inggris (BoE) kemarin, sesuai perkiraan market, kembali mempertahankan tingkat suku bunganya pada level 4,5 persen.
Walaupun pasar mata uang masih tetap buka seperti biasa, libur nasional di Amerika untuk hari ini berarti tidak ada data atau even penting yang dijadwalkan rilis. Demikian pula dari kawasan lainnya. Tercatat hanya data Household Consumer Confidence Jepang pada pukul 12:00 WIB, yang masih mungkin menjadi data penggerak market hari ini