10 November 2005

US Trade Balance

New Defisit Record ???



  • Market Review
  • Dollar diperdagangkan sedikit menguat didukung oleh "rate differential outlook", berlanjutnya aksi kerusuhan di Perancis dan aliran dana repatriasi oleh Homeland Investment.Trader juga terlihat berhati-hati mengambil posisi menjelang laporan perdagangan internasional Amerika yang dijadwalkan rilis Kamis ini.

    Para ekonom memperkirakan defisit perdagangan Amerika membengkak menjadi 61 milyar dollar pada bulan September. Angka sebesar itu akan menjadi rekor defisit terbesar dalam sejarah Amerika dan diperkirakan akan menjadi faktor yang menahan tren penguatan dollar akhir-akhir ini.

    Besarnya defisit perdagangan dan anggaran Amerika adalah penyebab utama melemahnya dollar selama kurang lebih tiga tahun, dari tahun 2002 hingga akhir 2004 lalu. Namun para pemodal kemudian kembali menumpuk dollar dengan pertimbangan semakin tingginya tingkat suku bunga Amerika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

    Hingga akhir sesi perdagangan Amerika, euro melemah sekitar sepertiga persen dan ditutup di kisaran 1.1761, relatif belum beranjak menjauh dari level terendah dua tahun di kisaran 1.1709 yang disentuh pada sesi perdagangan Selasa sebelumnya.

    Kerusuhan di Perancis, bersama dengan tekanan dari para menteri keuangan negara-negara anggota euro dan pihak pengusaha terhadap bank sentral Eropa (ECB) untuk tidak tergesa-gesa menaikkan suku bunganya, semakin menambah sentimen negatif terhadap euro.

    Bank sentral Amerika, Federal Reserve, telah 12 kali berturut-turut menaikkan suku bunganya hingga kini empat kali lipat lebih tinggi dari tingkat suku bunga Amerika bulan Juni 2004, saat pertama kali diterapkannya program pengetatan moneter Amerika. Sementara, di lain pihak, ECB tetap mempertahankan level suku bunga dua persennya.

    Market saat ini memperkirakan ECB akan menaikkan suku bunganya paling cepat bulan Desember mendatang. Namun seiring dengan saling silangnya komentar atau pernyataan dari para pembuat kebijakan zona euro, prospek kenaikan suku bunga tersebut menjadi tidak jelas.

    Peluang kenaikan suku bunga ECB masih terbuka dengan semakin tegasnya pernyataan-pernyataan dari para pejabat ECB sendiri. Kemarin, Presiden ECB, Jean-Claude Trichet, mengulangi kembali pernyataan yang dilontarkan dua hari sebelumnya mengenai kesiapan bank sentral Eropa untuk sewaktu-waktu menaikkan suku bunga demi mengatasi tekanan inflasi yang semakin meningkat.

    Poundsterling sementara itu, ditutup di kisaran 1.7425. Poundsterling sebelumnya sempat melemah hingga level terendah kemarin di kisaran 1.7360 setelah Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengalami kekalahan pertamanya dalam delapan tahun terakhir di parlemen saat proposalnya mengenai terorisme ditolak dewan.

    Sedangkan terhadap yen, dollar berhasil menguat dan ditutup di kisaran 117.56 setelah sebelumnya sempat sesaat melemah hingga menembus level 117.00.

    Penguatan dollar terhadap yen bahkan tidak terganggu oleh berita yang menyebutkan bahwa Presiden Amerika, George W. Bush, dalam pertemuannya dengan para pemimpin China minggu depan, akan kembali mendesak agar China segera menerapkan kebijakan nilai tukar mata uang yang fleksibel.

    Keputusan China untuk membiarkan mata uangnya, yuan, menguat 2,1 persen terhadap dollar pada tanggal 21 Juli yang lalu dinilai Bush merupakan langkah besar yang menguntungkan bagi perekonomian dunia.

    Menguatnya yuan terhadap dollar diperkirakan akan turut mengangkat nilai tukar mata uang Asia lainnya terhadap dollar. Sebab dengan demikian daya saing ekspor China akan berkurang dan pada gilirannya nanti akan berdampak positif bagi daya saing ekspor negara-negara lainnya di kawasan Asia, terutama Jepang.

  • Fokus Market
  • Data Trade Balance yang akan dirilis pukul 20:30 WIB diperkirakan akan menjadi pemicu melemahnya dollar hari ini. Dengan defisit diestimasikan akan meningkat menjadi sekitar 61 milyar dollar, data tersebut berpotensi besar menjadi sentimen negatif bagi dollar.

    Dollar terhitung menguat sekitar 15 persen versus euro sepanjang tahun ini, sebagian besar terdukung oleh usaha menghambat laju meningkatnya inflasi yang dilakukan Federal Reserve dengan cara terus menaikkan suku bunganya.

    Namun, seiring dengan turunnya harga minyak, kekhawatiran akan meningkatnya inflasi pun turut berkurang. Dalam situasi demikian, Federal Reserve diperkirakan juga tidak akan buru-buru menaikkan suku bunganya, yang berarti pula berkurangnya support atau sentimen positif bagi dollar.

    Data penting lain yang dijadwalkan rilis hari ini adalah data kepercayaan konsumen Amerika dari hasil survai Universitas Michigan pada pukul 21:45 WIB.

    Setelah mengalami penurunan signifikan pada bulan lalu, hingga mencapai level terendah dalam 13 tahun terakhir, Consumer Sentiment diperkirakan mengalami rebound bulan ini. Turunnya harga minyak serta semakin dekatnya musim belanja liburan merupakan alasan utama naiknya kembali tingkat kepercayaan konsumen Amerika pada bulan ini.

    Market memperkirakan Bank of England (BoE, bank sentral Inggris) akan kembali mempertahankan tingkat suku bunganya pada level 4,50 persen pada jam 19:00 wib nanti. Namun, fokus nampaknya akan lebih tertuju pada apakah ada petunjuk-petunjuk mengenai kemungkinan dipangkasnya kembali suku bunga dalam beberapa jangka waktu ke depan untuk mengatasi lesunya perekonomian Inggris.

  • Komentar Teknikal
  • Bentukan Hammer pada GBP tidak berhasil di konfirmasi. Level 1.7400 jadi support penting bagi bearish GBP untuk kembali melanjutkan trend turun menuju level low tahun ini di 1.7270 -an atau bahkan hingga ke bawah level 1.7000. Sementara bullish GBP perlu berharap harga dapat digerakkan ke atas level 1.7450 untuk ke 1.7600.