29 November 2005

Dollar Melemah

Bankers Sell Dollar



  • Market Review
  • Dollar melemah tajam pada sesi awal perdagangan pekan ini, tertekan aksi jual dollar oleh kalangan perbankan. Sebagaimana lazimnya pada akhir bulan, banyak bank dan perusahaan yang berusaha mengurangi resiko account-account dengan cara menjual mata uang yang posisinya berlebihan pada pembukuan mereka.

    Turut menjadi faktor yang menekan dollar kemudian adalah ekspektasi bahwa bank sentral Eropa akan menaikkan suku bunga zona euro pada minggu ini.

    Euro melonjak di atas level 1.19, yang merupakan level tertinggi dalam tiga minggu terakhir euro terhadap dollar. Pada akhir sesi, euro sedikit terkoreksi dan ditutup di kisaran 1.1844 terhadap dollar. Meski demikian, euro masih terhitung menguat lebih dari satu persen dari level penutupan Jumat lalu.

    Sebelumnya, mata uang tunggal Eropa tersebut sempat terpuruk hingga level 1.1678 terhadap dollar. Namun, level 1.1680 telah terbukti sebagai support kuat dengan beberapa nama bank sentral diisukan membeli euro pada level-level tersebut.

    Sementara itu, kemungkinan besar akan dinaikkannya tingkat suku bunga zona Euro dari level dua persen saat ini pada pertemuan ECB hari Kamis mendatang, mulai menambah daya tarik bagi obligasi-obligasi jangka pendek bernilai euro. Kenaikan suku bunga tersebut nantinya merupakan langkah pertama ECB dalam lima tahun terakhir.

    Para analis dan pelaku pasar kini memperkirakan ECB akan menaikkan 25 basis poin lagi suku bunganya pada kuarter pertama tahun depan dan mungkin 25 basis poin lagi pada kuarter kedua, sehingga dengan demikian suku bunga zona euro akan terangkat menjadi 2,75 persen.

    Sebaliknya, market justru memperkirakan Federal Reserve akan tak lama lagi mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, menyusul indikasi yang didapat dari minutes pada pertemuan awal November lalu.

    Di lain pihak, terhadap yen Jepang, dollar melemah sekitar 0,7 persen dan diperdagangkan di kisaran 118.77, setelah sebelumnya sempat menguat hingga level tertinggi di kisaran 119.91.

    Terhadap franc Swiss, dollar terhitung melemah lebih dari satu persen di 1.3053. Sedangkan poundsterling juga berhasil mencatatkan gain sekitar satu persen dan ditutup di level 1.7301 terhadap dollar setelah sebelumnya sempat membuat level terendah untuk tahun ini di kisaran 1.7049.

    Juga diberitakan kemarin, Departemen Keuangan Amerika dalam laporannya mengenai praktek perdagangan mata uang, enggan menuduh China memanipulasi mata uangnya, namun berjanji akan tetap mendesak Beijing supaya segera menerapkan kebijakan nilai tukar mata uang yang lebih fleksibel. Meski demikian, laporan tersebut tidak berpengaruh besar bagi market.

    Absennya data penting perekonomian Amerika kemarin juga dinilai menjadi penyebab gagalnya dollar melanjutkan momentum tren penguatannya. Sementara satu-satunya data yang dirilis Amerika kemarin justru menambah sentimen negatif bagi dollar.

    Data Existing Home Sales untuk bulan Oktober yang dirilis semalam menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, menegaskan dampak negatif dari naiknya suku bunga Amerika.

  • Fokus Market
  • US Durable Goods Orders dan Consumer Confidence Amerika malam ini sepertinya akan menjadi pusat perhatian pelaku pasar.

    Usaha pembangunan kembali pasca Badai Katrina dan Rita pada bulan September diharapkan meningkatkan order terhadap barang-barang dengan usia manfaat lebih dari tiga tahun pada bulan Oktober. Indikasi meningkatnya order Durable Goods pada bulan tersebut dapat dilihat dari data Industrial Production yang dirilis pada tanggal 17 November lalu.

    Data Industrial Production dari Federal Reserve menunjukkan bahwa produksi bulan Oktober meningkat dengan lonjakan tertinggi sejak bulan Mei 2004. Sebagian dari peningkatan tersebut jelas disebabkan oleh usaha pemulihan di kawasan yang dilanda badai sebelumnya.

    Sementara indeks kepercayaan konsumen Oktober diperkirakan naik menjadi 90,0 dari 85,0 seiring dengan turunnya harga minyak dunia dan masih kuatnya sektor ketenagakerjaan Amerika, kondisi yang memungkinkan sehatnya perputaran dana dalam perekonomian.

    Meski demikian, rencana pemangkasan jumlah tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saing mereka ditambah meningkatnya biaya untuk pemanas pada musim dingin, terancam memukul penjualan di sektor ritel dan menghambat pulihnya kepercayaan konsumen. Dua raksasa otomotif Amerika, General Motors dan Ford Motors mengumumkan rencana memangkas sekitar 16.000 dan 4.000 tenaga kerja mereka dalam rangka mengantisipasi berkurangnya pendapatan.

    Juga berpotensi mengikis kepercayaan konsumen adalah kemungkinan akan terus dinaikkannya suku bunga Amerika. Federal Reserve diperkirakan akan sekali lagi menaikkan suku bunganya pada tahun ini menjadi 4,25 persen, dan kemudian sekitar setengah poin persentase lagi hingga pertengahan tahun depan.

    Data lain yang tak kalah pentingnya adalah data New Home Sales Amerika untuk bulan Oktober yang akan dirilis pada pukul 22:00 WIB nanti malam, meski Existing Home Sales sebelumnya telah memberikan gambaran mengenai mulai pudarnya booming properti Amerika.

  • Komentar Teknikal
  • Bullish GBP akhirnya berhasil memaksakan pergerakan hingga ke level 1.7300. Resistance berikutnya yang harus diatasi oleh bullish GBP ada di kisaran 1.7315 dan 1.7350 untuk menuju ke 1.7500. Support terdekat di 1.7200 dan 1.7150.