BUSY WEEK AHEAD..
Pernyataan tersebut dilontarkan Sadakazu Tanigaki setelah data menunjukkan harga-harga konsumen atau CPI Tokyo turun melebihi estimasi sementara CPI nasional tetap tidak mengalami perubahan.
Para analis berpendapat pernyataan tersebut semakin menegaskan tekanan pemerintah terhadap bank sentral Jepang (BoJ) agar tidak terlalu dini menaikkan suku bunganya.
Terhadap yen, dollar menguat hingga level 119.67 yang merupakan level tertinggi sejak Agustus 2003, sebelum kemudian ditutup di kisaran 119.56 pada akhir sesi. Sedangkan euro melemah sekitar 0,6 persen dan ditutup di kisaran 1.1722 terhadap dollar.
Volume perdagangan sendiri diperkirakan berkurang sekitar 50 persen karena masih belum aktifnya sebagian pelaku pasar menyusul libur Thanksgiving Amerika sehari sebelumnya.
Penguatan dollar tersebut masih disebabkan terutama oleh faktor selisih tingkat suku bunga. Sementara bank sentral Amerika telah berkali-kali menaikkan suku bunganya, bank sentral Eropa dan Jepang di lain pihak tetap mempertahankan tingkat suku bunganya masing-masing pada level 2 persen dan mendekati nol persen.
Dollar sempat terkoreksi setelah minutes yang dirilis bank sentral Amerika, Federal Reserve pada hari Selasa pekan lalu menimbulkan keraguan di kalangan analis dan pelaku pasar mengenai kemungkinan diteruskannya program pengetatan moneter yang sepanjang tahun ini merupakan faktor utama penyebab menguatnya dollar.
Namun kemudian dengan mempertimbangkan kenyataan di depan mata mengenai lebih agresifnya bank sentral Amerika dalam hal menaikkan suku bunganya dibandingkan dengan bank sentral Eropa maupun Jepang, para pelaku pasar pun kembali membeli dollar.
Sepanjang pekan kemarin, gubernur bank sentral Eropa Jean-Claude Trichet dalam wawancaranya dengan sejumlah media di Italia, Jerman dan Perancis mengatakan bahwa ECB belum merasa perlu menaikkan suku bunganya secara berturut-turut. Pernyataan tersebut menyusul komentarnya pada tanggal 18 November sebelumnya mengenai kesiapan bank sentral Eropa untuk mengangkat suku bunganya dari level yang saat ini merupakan level terendah dalam 6 dekade terakhir.
Dengan pernyataan tersebut, Trichet mengindikasikan bahwa kalaupun pada tanggal 1 Desember mendatang ECB jadi menaikkan suku bunganya sebagaimana ekspektasi market, langkah tersebut belum tentu diikuti dengan langkah kenaikan suku bunga berikutnya.
Sehingga dengan demikian, selama faktor selisih tingkat suku bunga masih menjadi topik utama market, dollar pun masih akan sangat diuntungkan.
Di samping menanti pengumuman suku bunga bank sentral Eropa pada hari Kamis mendatang, hari ini akan diawali dengan data Existing Home Sales Amerika untuk bulan Oktober yang diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan.
Berikutnya pada hari Selasa, giliran data Consumer Confidence Amerika. Setelah mengalami penurunan pada data dua bulan terakhir, kepercayaan konsumen Amerika untuk bulan November dari hasil survai Universitas Michigan diperkirakan akan mengalami rebound menjadi sekitar 90,0 dari 85,0 pada data bulan sebelumnya.
Data GDP Amerika untuk kuarter ketiga dijadwalkan rilis pada hari Rabu dengan estimasi angka pertumbuhan meningkat 4,1 persen versus 3,8 persen data sebelumnya.
Laporan terkini tentang laju inflasi Amerika berikutnya akan dirilis pada hari Kamis dengan indeks Personal Consumption Expenditure (PCE) diperkirakan turun menjadi 3,3 persen dari 3,8 persen sebelumnya. Juga dijadwalkan rilis pada hari Kamis adalah indeks ISM sektor manufaktur.
Terakhir serta yang nampaknya paling ditunggu-tunggu pada pekan ini adalah laporan ketenagakerjaan Amerika pada hari Jumat mendatang. Tingkat pengangguran diperkirakan masih tetap 5 persen sementara Nonfarm Payrolls diperkirakan mengalami peningkatan tajam sekitar 217 ribu setelah pada data bulan sebelumnya hanya mengalami peningkatan sebesar 56 ribu.
Sementara level 120.00 masih menjadi target favorit JPY. Support terdekat di 118.00 dan 118.50