Thanks to Strong US Data
Baik data Durable Goods Orders bulan Oktober, Kepercayaan Konsumen November, maupun New Home Sales untuk bulan Oktober, semua dirilis lebih baik dari perkiraan.
Demikian pula total penjualan rumah baru pada bulan Oktober, meningkat hingga mencapai rekor tertinggi dengan lonjakan sebesar 13 persen.
Data-data tersebut, memaksa para pelaku pasar kembali fokus pada fakta kuatnya fundamental perekonomian Amerika di samping kemungkinan terus dinaikkannya suku bunga. Sehingga secara keseluruhan positif bagi dollar.
Para pelaku pasar, sementara itu, juga mulai mengalihkan perhatian pada rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa pada hari Kamis mendatang yang diperkirakan akan menghasilkan keputusan dinaikkannya suku bunga zona euro untuk pertama kalinya sejak lima tahun terakhir.
Prospek akan dinaikkannya tingkat suku bunga zona euro, yang nantinya akan menambah daya tarik bagi aset-aset bernilai euro, telah membantu euro menguat terhadap dollar dalam beberapa sesi belakangan meskipun kelanjutan dari program pengetatan moneter di zona tersebut masih belum begitu jelas.
Sempat diberitakan kemarin, seorang pejabat ECB yang namanya tidak disebutkan menyatakan bahwa ECB mungkin akan membatasi kenaikan suku bunganya hingga sekitar 50 basis poin lagi pada tahun depan. Ditambahkan pula bahwa level 1.17 hingga 1.20 terhadap dollar dinilai layak bagi euro dengan mempertimbangkan kinerja perekonomian di dua kawasan tersebut.
Di lain pihak, bank sentral Amerika, Federal Reserve yang dalam satu tahun terakhir telah 12 kali berturut-turut menaikkan suku bunganya, diperkirakan akan kembali menaikkannya pada bulan Desember dan Januari mendatang. Dilihat dari sisi ini, dollar jelas masih lebih diuntungkan.
Meski demikian, tren penguatan dollar dalam jangka waktu dekat kemungkinan dapat terhambat dengan menumpuknya posisi dollar di market saat ini. Data terakhir dari International Monetary Market, menunjukkan posisi long (beli) dollar saat ini telah mencapai yang tertinggi dalam enam bulan terakhir, sehingga rawan memicu aksi profit-taking.
Hingga akhir sesi perdagangan New York, euro tercatat di kisaran 1.1784 terhadap dollar atau melemah sekitar setengah persen dari level penutupan Senin. Sebelumnya, sesaat setelah dirilisnya data Consumer Confidence, euro sempat jatuh hingga kisaran 1.1737 terhadap dollar.
Terhadap yen, dollar bertengger di kisaran 119.61 atau terhitung menguat 0,7 persen dan mengincar kembali level tertinggi yang dicapai dollar pada sesi perdagangan Senin.
Poundsterling sementara itu melemah 0,7 persen di 1.7191 terhadap dollar. Sedangkan terhadap franc Swiss, dollar menguat 0,6 persen dan ditutup di kisaran 1.3127.
Berikutnya, zona euro dijadwalkan merilis data GDP untuk kuarter ketiganya pada pukul 17:00 WIB.
Namun, fokus market masih akan lebih tertuju pada data GDP Amerika pada pukul 20:30 WIB nanti malam. Meski diperkirakan meningkat, perkiraan peningkatan tersebut tidak setinggi estimasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan naiknya tekanan inflasi yang menekan daya beli konsumen dan menambah beban biaya bagi produsen.
Juga menjadi fokus market hari ini, tentu saja aktivitas ekonomi di kawasan Chicago dan sekitarnya. Chicago PMI diperkirakan kembali menunjukkan kuatnya pertumbuhan sektor industri di kawasan tersebut. Data ini akan diumumkan pada pukul 22:00 WIB
JPY juga berada pada posisi sideway consolidation antara 119.90 hingga 118.00. Keberhasilan menembus level 119.90 akan membawa JPY terbang lebih tinggi ke level 121.00. Juga perlu diperhatikan kemungkinan aksi profit taking yang akan memaksa JPY terjun melewati 118.00 ke 116.00.