Dollar Under Preasure
Analisa Fundamental
Lebih awal 2 menit, Federal Reserve memutuskan kembali menaikkan suku bunganya, untuk kali ketigabelas berturut-turut sebesar 0,25 poin persentase (25 basis poin) menjadi 4,25 persen, pada pertemuan FOMC dini hari tadi. Namun dalam pernyataan setelah pengumuman keputusan tersebut, Fed ternyata benar-benar menanggalkan kata 'policy accommodation', yang bagi para analis dan pelaku pasar merupakan indikasi bahwa bank sentral Amerika semakin mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.Meski demikian, dollar relatif tidak terlalu melemah karena para pelaku pasar juga mempertimbangkan fakta bahwa Fed juga memberikan sinyal masih ada ruang bagi Fed untuk kembali menaikkan suku bunganya dalam beberapa jangka waktu ke depan.
Dalam pernyataannya, FOMC mengatakan bahwa kebijakan pengetatan mungkin masih diperlukan. Para analis berpendapat, dengan demikian Fed selanjutnya akan lebih bersikap menunggu, tergantung pada kinerja ekonomi Amerika untuk memutuskan kembali menaikkan tingkat suku bunga atau tidak.
Pada awal sesi perdagangan Amerika, para pelaku pasar nampak tidak terlalu menghiraukan data-data ekonomi yang dirilis kemarin, termasuk laporan penjualan sektor ritel Amerika yang pada bulan November lalu meningkat lebih sedikit dari ekspektasi.
Retail Sales Amerika naik 0,3 persen pada bulan November, lebih sedikit dari estimasi para analis yang sebelumnya memeperkirakan peningkatan sebesar 0,5 persen.
Pada sesi Senin sebelumnya, dollar melemah tajam terhadap mata uang utama dunia lainnya karena kekhawatiran para pelaku pasar bahwa Fed mungkin akan memberikan sinyal mengenai akhir dari siklus pengetatan kredit yang telah dimulai sejak Juni tahun lalu.
Namun kini, dengan perkembangan sikap Fed yang tersirat dalam pernyataan seusai pengumuman keputusan dini hari tadi, para analis memperingatkan bahwa begitu Fed benar-benar mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, dollar akan kehilangan pijakan seiring dengan larinya modal ke negara yang bank sentralnya masih mungkin menaikkan suku bunganya.
Euro menguat hingga level tertinggi dalam lima minggu di 1.1985 terhadap dollar setelah pengumuman keputusan Fed. Sesaat sebelum pengumuman, euro terpantau bergerak di kisaran 1.1930. Menejelang akhir sesi perdagangan New York, euro terkoreksi turun dan diperdagangkan dikisaran 1.1933 atau terhitung melemah sekitar 0,1 persen dari level penutupan hari Senin sebelumnya.
Terhadap yen, dollar sempat jatuh hingga kisaran 119.61 meski kemudian menguat kembali dan ditutup menguat sekitar 0,2 persen di 119.90 pada akhir sesi.
Terhadap franc Swiss, dollar juga berhasil mencatatkan gain sekitar 0,2 persen di 1.2935. Sedangkan poundsterling, melemah 0,3 persen di 1.7690 terhadap dollar.
Defisit perdagangan Amerika bulan Oktober diperkirakan berkurang dari defisit sebesar 66,1 milyar dollar pada bulan September sebelumnya. Turunnya harga minyak dunia serta relatif stabilnya nilai dollar pada bulan tersebut diperkirakan membantu turunnya nilai defisit menjadi sekitar 63 milyar dollar.
Namun dengan indikasi mulai terbentuknya sentimen negatif terhadap dollar seiring dengan melunaknya sikap Fed sebagaimana yang tercermin dalam pernyataan FOMC, data Trade Balance ini berpotensi menjadi faktor penekan dollar jika ternyata angka aktual defisit melebihi perkiraan market.
Pergerakan naik GBP masih tetap menjadi favorit sepanjang support 1.7500 masih bertahan, namun bullish GBP masih harus melewati resistance kuat di 1.7780/90 untuk memaksakan pergerakan ke 1.7900. | Resist 1.7836 1.7789 1.7759 1.7711 1.7663 1.7633 1.7586 Support |